Sudah tidak asing lagi bahwa proses pembuatan Fjallraven kanken terinspirasi dari alam. Produk ini dibuat oleh Ake Nordin yang memiliki keinginan untuk berinteraksi dengan alam secara lebih dekat. Lahir di Swedia, tepatnya di Ornskoldsvik, yang memiliki keindahan alam membuat Ake tertarik untuk berpetualang. Dari sinilah muncul ide untuk membuat tas yang dapat digunakan untuk berpetualang dan tentunya tidak mudah rusak. Dengan memanfaatkan mesin jahit dan perlengkapan lain milik orang tuanya, Ake membuat tas punggung diruang kerjanya. Pada tahun 1960 atau sepuluh tahun setelahnya lahir Fjallraven yang merupakan label tas punggung dengan bahan dari alam.
Berkat kerja keras Ake, Fjallraven Kanken banyak diminati oleh seluruh masyarakat. Hal ini juga didukung pemilihan bahan utama yang berbeda dari produk lain. Ada tiga jenis bahan utama yang digunakan dalam proses pembuatan tas Fjallraven kanken, yaitu:
-
Pine Weave dan Re-Wool
Pine Weave merupakan bahan yang berasal dari kayu pinus yang diolah sedemikian rupa. Proses pengolahan ini menghasilkan bahan yang lebih kuat, tahan lama, dan tentunya ramah lingkungan. Sedangkan Re-Wool adalah bahan sisa dari pembuatan produk lain yang berbahan utama wol dan kemudian direcycle. Bahan ini kemudian diolah dengan dicampur poliamida atau poliester yang menghasilkan bahan yang lebih kuat. Wol sendiri dipilih karena mampu mengeluarkan bau dan kelempaban sehingga tas yang dihasilkan tidak bau meskipun dalam keadaan lembap.
-
G-1000
Bahan yang satu ini merupakan perpaduan antara 35% katun dan 65% poliester yang kemudian dilapisi dengan greenland wax. Bahan – bahan tersebut menghasilkan produk yang lebih awet dan cocok untuk berbagai kondisi iklim.
-
Vinylon F
Vinylon F merupakan bintang utama yang membuat Fjallraven menjadi setenar ini. Bahan ini merupakan bahan utama yang sudah digunakan sejak Fjallraven diproduksi pertama kali. Sebagai bahan sintetis, Vinylon F memiliki sifat yang sama dengan bahan alami. Dalam kondisi yang lembap, serat dari Vinylon F akan mengembang sehingga menghasilkan tenunan kain yang lebih kuat. Sifat inilah yang mampu menahan air hujan meskipun tanpa proses coating.